Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga menghakimi.
Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan dari suatu karya seni rupa dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai analisa dan pengkajian. kelebihan dan kekurangan itu dipergunakan dalam bermacam hal, terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari sebuah karya.
Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu. Kritik seni membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni. Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang dekat dengan budaya mereka sendiri.
Landasan-landasan tersebut adalah:
Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu. Kritik seni membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni. Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang dekat dengan budaya mereka sendiri.
Singkatnya kritik seni merupakan salah satu kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni.
Untuk mengkritik sebuah karya seni, tidak serta merta langsung bisa mengkritik. Harus berdasarkan landasan tertentu.Landasan-landasan tersebut adalah:
- Adanya pengalaman yang cukup dalam materi kritik.
- Adanya keilmuan dan pengetahuan yang relevan.
- Menguasai penerapan metode kritik yang tepat.
- Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).
B. Tujuan Kritik Karya Seni Rupa
- Untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi juga agar dapat diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
- Untuk menumbuhkan kepedulian terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa.
- Untuk menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seni, karya dan penikmat seni.
- Untuk dapat menilai kualitas dari suatu karya
- Menumbuhkan kecintaan pemirsa kepada karya seni rupa
- Meningkatkan kemanpuan mengapresiasi karya seni rupa.
- Membuka mata hati dan pikiran pemirsa terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam karya seni.
D. Fungsi Kritik Seni Rupa
- Meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia.
- Menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa antara seniman (pencipta), karya dan penikmat seni (publik).
- Sarana komunikasi atau interaksi antara pembuat karya dengan publik sebagai penikmat seni.
- Sebagai sebuah wadah dalam menilai apresiasi dan persepsi serta analisis kelebihan dan kelemahan suatu karya seni yang disajikan.
C. Syarat Kritikus Seni
- Memerlukan studi formal di lembaga pendidikan tinggi kesenian, khususnya tentang sejarah seni rupa, sejarah kesenian, dan sejarah kebudayaan.
- Berpengalaman mengamati dan menghayati seni secara orisinal, baik di studio maupun di museum seni rupa. Pengalaman otentik ini diperlukan, sebab sukar dan mustahil mendapatkan pengalaman otentik dari slide atau reproduksi karya seni rupa belaka.
- Mengetahui serta memahami benar peristilahan, style seni, fungsi seni, opini penting para seniman dan pakar seni-estetika secara periodik. Di samping memahami konteks sosial dan kebudayaan yang melatarbelakangi kreasi seorang seniman.
- Mengetahui faktor teknik artistik dalam berbagai media. Ketika mengamati karya seni, kritikus harus mampu secara imajinatif merekapitulasi faktor teknis sebuah karya, sehingga tahu bagaimana proses pembuatan karya yang menjadi objek kritiknya. Dengan demikian, seorang kritikus mampu melihat cacat teknis sebuah karya seni.
- Memiliki cita rasa seni yang terbuka, artinya mempunyai kapasitas menghargai kreativitas artistik yang sangat beragam. Mengapresiasi dengan baik karya seni rupa yang eksis di berbagai tempat dan zaman. Hal ini bermanfaat sebagai penangkal kedangkalan atau kepicikan kritik.
- Harus paham betul perbedaan antara niat artistik dengan hasil atau pencapaian artistik. Perbedaan kedua hal ini sering sekali kurang dipahami. Namun seorang kritikus yang baik mampu melihat kesenjangan antar keduanya. Niat, amanat, pernyataan, atau katakanlah nilai yang ingin diekspresikan seniman tidak selalu persis terungkap dalam hasil kreasi seninya.
- Mampu melawan bias atau simpati bagi karya seniman yang dikenal secara pribadi. Sebaliknya, mampu pula secara objektif dan penuh kearifan mengakui keunggulan seni seorang seniman, meskipun seniman tersebut adalah lawan polemiknya sendiri. Dengan kata lain, perbedaan pendapat dengan seseorang tidak mempengaruhi sikap kritikus untuk mengakui prestasi seninya secara objektif.
- Memiliki sensibilitas kritis, ini berkaitan dengan kemampuan bereaksi kepada seni yang berbeda-beda. Kritikus harus mampu memilah-milah perasaannya ketika mengadakan kontak dengan karya seni yang berbeda itu. Kritikus yang baik bukanlah seorang pemuja atau penganut konsep seni tertentu. Sikap netral dan demokratis adalah basis kearifan penilaian seni.
- Memiliki temperamen judisial, dalam prakteknya ini berarti kemampuan menilai seni dengan cara yang bijaksana dan akurat, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
D. Jenis Kritik Karya Seni Rupa
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya
1. Kritik pendidikan (Pedagogik) :
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya
1. Kritik pendidikan (Pedagogik) :
Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni yang bertujuan untuk meningkatkan kematangan teknik dan estetik siswanya.
Ulasan yang diberikan tidak keras dengan kriteria yang tidak terlalu berat. Kritik pedagogik dapat mendorong semangat siswa untuk bekerja dan belajar meningkatkan prestasinya.
Tujuan utama kritik pedagogik adalah untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam hal teknis dan estetiknya.
Ulasan yang diberikan tidak keras dengan kriteria yang tidak terlalu berat. Kritik pedagogik dapat mendorong semangat siswa untuk bekerja dan belajar meningkatkan prestasinya.
Tujuan utama kritik pedagogik adalah untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam hal teknis dan estetiknya.
2. Kritik keilmuan (Ilmiah/Akademis) :
Kritik ilmiah atau akademis merupakan pendekatan apresiasi kritis dengan melakukan analisis yang mendalam dengan data-data lengkap dan hasil evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pendekatan Kritik akademis merupakan pendekatan apresiasi seni yang paling mendekati dengan apa yang dimaksud oleh senimannya terhadap gagasangagasannya.
Kritik ilmiah akademik merupakan pendekatan analitik dengan tahapan-tahapan yang harus dilaluinya. Kegunaan kritik ilmiah akademis adalah penyelidikannya terhadap prestasi artitistik baik seni tradisional maupun kontemporer
Pendekatan Kritik akademis merupakan pendekatan apresiasi seni yang paling mendekati dengan apa yang dimaksud oleh senimannya terhadap gagasangagasannya.
Kritik ilmiah akademik merupakan pendekatan analitik dengan tahapan-tahapan yang harus dilaluinya. Kegunaan kritik ilmiah akademis adalah penyelidikannya terhadap prestasi artitistik baik seni tradisional maupun kontemporer
3. Kritik populer :
Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
Kritik popular merupakan pendekatan apresiasai seni rupa yang dilakukan oleh setiap orang yang tertarik dalam bidang seni.
Hasil apresisi pendekatan kritik popular berbeda-beda sesuai dengan perhatian dan intensitas lingkungan individu masing-masing. Namun kecendrungan secara keseluruhan populasi dalam menentukan kualitas seni ditentukan oleh pendapat mayoritas.
Kritik popular merupakan pendekatan apresiasai seni rupa yang dilakukan oleh setiap orang yang tertarik dalam bidang seni.
Hasil apresisi pendekatan kritik popular berbeda-beda sesuai dengan perhatian dan intensitas lingkungan individu masing-masing. Namun kecendrungan secara keseluruhan populasi dalam menentukan kualitas seni ditentukan oleh pendapat mayoritas.
4. Kritik jurnalistik :
Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Isi dari kritik jurnalistik ini berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pementasan, konser, pameran, atau jenis pertunjukan yang lainnya.
Ciri-ciri kritik jurnalistik bahasanya mudah dimengerti, singkat dan padat namun kurang mendalam.
Kritik jurnalistik semacam berita dengan ulasan ringan ditujukan kepada pembaca berita surat kabar dan majalah sebagai informasi tentang peristiwa seni yang sedang berlangsung dengan tambahan ringkasan tentang tema yang diungkap dalam karya yang dipamerkan
Sumber :
https://kiossahabatbaru.blogspot.com/2012/04/kritik-seni.html, diakses tanggal 15 Februari 2021
https://serupa.id/kritik-seni-rupa/, diakses tanggal 15 Februari 2021
https://seputarilmu.com/2019/12/kritik-seni.html, diakses tanggal 15 Februari 2021
https://haloedukasi.com/kritik-seni, diakses tanggal 15 Februari 2021
0 Comments:
Post a Comment