A. Pergelaran
1. Pengertian Pergelaran
Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain).
Baik tidaknya suatu pergelaran dapat di ukur dengan melihat bagaimana respon dan tanggapan serta perhatian penonton selama pergelaran itu berlangsung. Kadang-kadang ada suatu pergelaran yang di tinggalkan oleh penonton ini menandakan bahwa pergelaran itu tidak dapat berkomunikasi dengan penontonnya.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pergelaran diantaranya adalah :
– Untuk hiburan dalam acara tertentu
– Untuk menghibur masyarakat
– Untuk apresiasi
– Untuk ucapan khusus
– Untuk komersial
– Supaya kesenian tidak hilang
– Supaya kesenian dilestarika
Maksud dan tujuan pergelaran diantaranya adalah :
– Untuk hiburan dalam acara tertentu
– Untuk menghibur masyarakat
– Untuk apresiasi
– Untuk ucapan khusus
– Untuk komersial
– Supaya kesenian tidak hilang
– Supaya kesenian dilestarika
3. Unsur Pergelaran
Unsur-unsur pergelaran meliputi :
👉 Materi sajian
Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan penyelenggara pergelaran. Maksud dan tujuan suatu pergelaran itu banyak sekali baik dalam pergelaran kecil maupun dalam pergelaran besar.
👉 Pemain
Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang tokoh yang dimaksud dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah merupakan unsur terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran dalam hal ini secara langsung dipertontonkan oleh seorang pemain. Kesuksesan serta keberhasilan suatu pergelaran tergantung pula kepada pemain. Oleh karena itu seorang pemain harus benar-benar siap pentas, dalam arti siap segala-galanya baik mentalitas maupun penguasaan materi sajian. Sehingga dapat bermain dengan sempurna serta dapat memberika suatu kepuasan kepada penonton.
👉 Sarana
Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran.
Unsur sarana meliputi, tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam pergelaran seperti: dekorasi, pentas, tata cahaya, saund system, tata rias, tata busana, dan lain-lain.
👉 Penonton
Menonton suatu pergelaran karawitan adalah merupakan sebagian dari kebutuhan hidup yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang dapat melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan yang didapat akan melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton menginginkan materi sajian yang menyenangkan. Apabila sajian pergelaran itu tidak memuaskan hal ini dapat menimbulkan kekecewaan bagi penonton, kadang-kadang penonton dengan spotanitas melontarkan tanggapannya baik kekagumannya maupun kekecewaannya karena tidak puas. Dengan demikian penonton adalah merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu pergelaran.
👉 Penyelenggara Pergelaran Kesenian
Pergelaran melputi bagian yang bersifat management dan bagian yang langsung berurusan dengan kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian management yaitu kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia atau oleh Kepala Sekolah.
Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara penggunaannya seta mempersiapkan keperluan- keperluan penyelenggaraan pergelaran, seperti; perijinan, tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi, transportasi akomodasi, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan seni yaitu kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan tugasnya masing- masing seperti; pemain, pelatih, piñata cahaya, penata suara, penata rias dan sebagainya yang dipimpin oleh seorang sutradara
B. Acara Pergelaran
Acara pergelaran perlu disusun sebaik mungkin supaya pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Secara umum acara dapat disusun sebagai berikut:
a. Pembukaan
b. Sambutan dari ketua penyelenggara
c. Informasi sekilas tentang drama yang akan dipentaskan
d. Pengenalan para pelaku
e. Pergelaran teater
f. Evaluasi
g. Penutup
C. Penataan Ruangan Pergelaran
Penataan ruangan pergelaran berhubungan dengan tata pentas. Teater tidak selalu dipentaskan di atas panggung, tetapi bisa juga dipentaskan di pelataran atau arena. Oleh karena itu, penataan ruangannya pun berbeda-beda. Hal ini juga berhubungan dengan penonton. Pada pentas konvensional, biasanya menggunakan panggung yang didepannya diberi tirai depan dan penonton berada di depan panggung. Tempat pentas biasanya dilengkapi dengan kordenkorden pembatas hiasan atas. Penataan ruanagn bersifat statis. Panggung letaknya di belakang. Penonton berada di depan panggung duduk berjajar.
a. Penataan ruangan pergelaran zaman Yunani kuno
Penataan pergelaran yang paling tua adalah panggung Yunani Kuno, yaitu arena bentuk lingkaran. Tempat pertunjukan (disebut thealron) dan tempat penonton masih berbentuk datar. Penonton duduk atau berdiri melingkari tempat pertunjukan. Antartempat pertunjukan dan penonton terdapat gan! pembatas yang disebut prosenium. Garis ini tidak boleh dilanggar oleh penonton.
a. Mengumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh sang pemeran dalam drama itu.
b. Mengumpulkan sifat-sifat (watak) sang peran. Kemudian, dihubungkan dengan tindakan pokok. Tentukan tindakan mana yang harus ditonjolkan.
c. Mencari sifat-sifat yang harus ditonjolkan oleh pemeran.
d. Mencari tekanan-tekanan kata pada kalimat yang harun diucapkan oleh pemeran.
e. Memadukan gerakan-gerakan (pantomomic) dengan raut muka (mimik) agar dapat mengekspresikan watak tokoh yang diperankan.
f. Mengatur ketepatan waktu (timing) agar gerakan-gerakan yang dilakukan dan air muka sesuai dengan ucapan.
g. Memperhatikan teknik penonjolan ucapan dan penekanan watak tokoh yang diperankan.
h. Membuat perincian watak-watak yang disajikan dalam tangga menuju puncak.
i. Usahakan perincian itu jangan berbenturan dengan rencana penyutradaraan.
j. Mengusahakan business dan blocking, yang sudah ditetapkan bagi sang peran untuk dihafal.
k. Memusatkan perhatian pada pikiran dan perasaan peran yang dibawakan.
Acara pergelaran perlu disusun sebaik mungkin supaya pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Secara umum acara dapat disusun sebagai berikut:
a. Pembukaan
b. Sambutan dari ketua penyelenggara
c. Informasi sekilas tentang drama yang akan dipentaskan
d. Pengenalan para pelaku
e. Pergelaran teater
f. Evaluasi
g. Penutup
C. Penataan Ruangan Pergelaran
Penataan ruangan pergelaran berhubungan dengan tata pentas. Teater tidak selalu dipentaskan di atas panggung, tetapi bisa juga dipentaskan di pelataran atau arena. Oleh karena itu, penataan ruangannya pun berbeda-beda. Hal ini juga berhubungan dengan penonton. Pada pentas konvensional, biasanya menggunakan panggung yang didepannya diberi tirai depan dan penonton berada di depan panggung. Tempat pentas biasanya dilengkapi dengan kordenkorden pembatas hiasan atas. Penataan ruanagn bersifat statis. Panggung letaknya di belakang. Penonton berada di depan panggung duduk berjajar.
a. Penataan ruangan pergelaran zaman Yunani kuno
Penataan pergelaran yang paling tua adalah panggung Yunani Kuno, yaitu arena bentuk lingkaran. Tempat pertunjukan (disebut thealron) dan tempat penonton masih berbentuk datar. Penonton duduk atau berdiri melingkari tempat pertunjukan. Antartempat pertunjukan dan penonton terdapat gan! pembatas yang disebut prosenium. Garis ini tidak boleh dilanggar oleh penonton.
b. Penataan ruangan pergelaran zaman Romawi
Pada zaman Romawi mangan pergelaran mengalami perubahan. Ini sangat tampak pada tempat duduk penonton yang dibuat bertingkat. Dari depa ke belakang bertingkat-tibkat semakin tinggi. Arena pergelaran ini biasanya digunakan untuk mengadu manusia (disebut gladiator) dengan binatang buas.
c. Penataan ruangan bentuk pentas
Pertunjukan dengan bentuk pentas tidak memerlukan panggung. Penataannya memiliki berbagai macam bentuk, yaitu bentuk setengah linglaran, bentuk tapal kuda, bentuk huruf L, bentuk huruf U (angkare), atau bentuk segitiga.
Ada juga bentuk arena yang disebut aphiteater, yaitu tempat pertunjukan yang lebih rendah dari tempat duduk penonton. Tempat duduk penonton dibuat bertingkat-tingkat. Bentuk amphiteater dapat dilihat di TIM, di Prambanan (tempat pentas Ramayana), atau di Pandaan. Pertunjukan yang menggunakan bentuk arena menuntut gerak dan dialog pemain yang lebih kuat, karena penonton jaraknya lebih dekat maka tidak bisa menempatkan pembisik (Waluyo, 200l:14l).
d. Penataan ruangan pertunjukan masa kini
Pertunjukan masa kini biasanya menggunakan gedung. Ruangan biasanya berbentuk persegi panjang. Di dalam gedung sudah ada panggung dan tempat duduk penonton, tempat duduk penonton di depan panggung dan bejajar ke belakang mendatar.
D. Teknik Penyajian Pergelaran
Teknik penyajian pergelaran taeter biasanya menyesuaikan dengan bentuk ruangan pertunjukan. Teknik penyajian pergelaran secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : teknik pertunjukan dengan panggung dan teknik pertunjukan dengan arena (tidak ada panggung). Biasanya teater tradisional menggunakan arena. Namun, pada bab ini yang akan dibahas hanya teknik pergelaran yang menggunakan panggung.
Rendra dalam bukunya Tentang Bermain Drama. menjelaskan teknik bermain peran. Sebelas langkah teknik bermain peran, yaitu :
Pada zaman Romawi mangan pergelaran mengalami perubahan. Ini sangat tampak pada tempat duduk penonton yang dibuat bertingkat. Dari depa ke belakang bertingkat-tibkat semakin tinggi. Arena pergelaran ini biasanya digunakan untuk mengadu manusia (disebut gladiator) dengan binatang buas.
c. Penataan ruangan bentuk pentas
Pertunjukan dengan bentuk pentas tidak memerlukan panggung. Penataannya memiliki berbagai macam bentuk, yaitu bentuk setengah linglaran, bentuk tapal kuda, bentuk huruf L, bentuk huruf U (angkare), atau bentuk segitiga.
Ada juga bentuk arena yang disebut aphiteater, yaitu tempat pertunjukan yang lebih rendah dari tempat duduk penonton. Tempat duduk penonton dibuat bertingkat-tingkat. Bentuk amphiteater dapat dilihat di TIM, di Prambanan (tempat pentas Ramayana), atau di Pandaan. Pertunjukan yang menggunakan bentuk arena menuntut gerak dan dialog pemain yang lebih kuat, karena penonton jaraknya lebih dekat maka tidak bisa menempatkan pembisik (Waluyo, 200l:14l).
d. Penataan ruangan pertunjukan masa kini
Pertunjukan masa kini biasanya menggunakan gedung. Ruangan biasanya berbentuk persegi panjang. Di dalam gedung sudah ada panggung dan tempat duduk penonton, tempat duduk penonton di depan panggung dan bejajar ke belakang mendatar.
D. Teknik Penyajian Pergelaran
Teknik penyajian pergelaran taeter biasanya menyesuaikan dengan bentuk ruangan pertunjukan. Teknik penyajian pergelaran secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : teknik pertunjukan dengan panggung dan teknik pertunjukan dengan arena (tidak ada panggung). Biasanya teater tradisional menggunakan arena. Namun, pada bab ini yang akan dibahas hanya teknik pergelaran yang menggunakan panggung.
Rendra dalam bukunya Tentang Bermain Drama. menjelaskan teknik bermain peran. Sebelas langkah teknik bermain peran, yaitu :
a. Mengumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh sang pemeran dalam drama itu.
b. Mengumpulkan sifat-sifat (watak) sang peran. Kemudian, dihubungkan dengan tindakan pokok. Tentukan tindakan mana yang harus ditonjolkan.
c. Mencari sifat-sifat yang harus ditonjolkan oleh pemeran.
d. Mencari tekanan-tekanan kata pada kalimat yang harun diucapkan oleh pemeran.
e. Memadukan gerakan-gerakan (pantomomic) dengan raut muka (mimik) agar dapat mengekspresikan watak tokoh yang diperankan.
f. Mengatur ketepatan waktu (timing) agar gerakan-gerakan yang dilakukan dan air muka sesuai dengan ucapan.
g. Memperhatikan teknik penonjolan ucapan dan penekanan watak tokoh yang diperankan.
h. Membuat perincian watak-watak yang disajikan dalam tangga menuju puncak.
i. Usahakan perincian itu jangan berbenturan dengan rencana penyutradaraan.
j. Mengusahakan business dan blocking, yang sudah ditetapkan bagi sang peran untuk dihafal.
k. Memusatkan perhatian pada pikiran dan perasaan peran yang dibawakan.
Setelah itu. Rendra dan tokoh-tokoh lain juga menjelaskan teknik-teknik lain sebagai berikut:
1) Teknik muncul
Teknik bermain dalam teater salah satunya adalah teknik pemain muncul dalam pentas atau panggung. Kemunculan pemain utama dengan pemain pembantu harus dibedakan. Pemain utama harus mendapat penonjolan kcuka muncul dl atas pentas atau panggung. Pemain pembantu tidak perlu mendapat penonjolan supaya tidak mengaburkan arti pemain utama dengan pemain pembantu. Untuk menonjolkan pemain bisa melalui level. Pemain sebelum masuk panggung. berdiri sejenak di atas level sehingga posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan pemain yang lain, lalu berdiri di atas panggung bagian tengah. supaya mendapat perhatian penonton. Setelah mendapat perhatian penonton, pemain segera menyesuaikan gerakan-gerakannya sesuai daengan watak tokoh yang diperankan.
1) Teknik muncul
Teknik bermain dalam teater salah satunya adalah teknik pemain muncul dalam pentas atau panggung. Kemunculan pemain utama dengan pemain pembantu harus dibedakan. Pemain utama harus mendapat penonjolan kcuka muncul dl atas pentas atau panggung. Pemain pembantu tidak perlu mendapat penonjolan supaya tidak mengaburkan arti pemain utama dengan pemain pembantu. Untuk menonjolkan pemain bisa melalui level. Pemain sebelum masuk panggung. berdiri sejenak di atas level sehingga posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan pemain yang lain, lalu berdiri di atas panggung bagian tengah. supaya mendapat perhatian penonton. Setelah mendapat perhatian penonton, pemain segera menyesuaikan gerakan-gerakannya sesuai daengan watak tokoh yang diperankan.
2) Teknik memberi isi
Dialog-dialog dalam pertunjukan teater harus memperhatikan watak tokoh yang sedang diperankan. Kata-kata atau kalimat-kalimat mana yang harus mendapat tekanan, nada yang tinggi, atau pengucapan dengan tempo yang cepat atau pelan. Selain itu, padukan dialog-dialog itu dengan gerakangerakan tangan, kaki, kepala, muka, atau yang lainnya.
Dialog-dialog dalam pertunjukan teater harus memperhatikan watak tokoh yang sedang diperankan. Kata-kata atau kalimat-kalimat mana yang harus mendapat tekanan, nada yang tinggi, atau pengucapan dengan tempo yang cepat atau pelan. Selain itu, padukan dialog-dialog itu dengan gerakangerakan tangan, kaki, kepala, muka, atau yang lainnya.
3) Teknik pengembangan (progresi)
Pemain dalam teater harus bisa mengembangkan gerak dan dialog-dialognya supaya lebih bervariasi, sehingga penonton tidak akan cepat merasa bosan.
Teknik pengembangan dapat dilakukan melalui variasi pengucapan, seperti tinggi-rendanya suara, panjang-pendeknya pengucapan atau cepat-lambatnya tempo suara, dan variasi jasmani, seperti berpaling, pindah tempat (moving), atau gerak anggota badan.
Pemain dalam teater harus bisa mengembangkan gerak dan dialog-dialognya supaya lebih bervariasi, sehingga penonton tidak akan cepat merasa bosan.
Teknik pengembangan dapat dilakukan melalui variasi pengucapan, seperti tinggi-rendanya suara, panjang-pendeknya pengucapan atau cepat-lambatnya tempo suara, dan variasi jasmani, seperti berpaling, pindah tempat (moving), atau gerak anggota badan.
Klimaks atau puncak masalah berhubungan dengan perkembangan dan irama permainan. Puncak masalah dapat diatur sehingga tampak menonjol. Tekanlah intensitas emosi, suara, dan gerakan sebelum puncak masalah ditampilkan atau memindah-minaalzkan pemain untuk mengarah pada puncak masalah sehingga puncak masalah tampak lebih menonjol.
5) Teknik timing
Teknik timing berhubungan dengan pengaturan waktu. Dalam pementasan drama pengaturan waktu sangat penting. Menurut Rendra ada beberapa hal yang berhubungan dengan masalah timing, antara lain:
a) Hubungan waktu antara gerakan jasmani dengan kata-kata yang diucapkan. Gerakan bisa dilakukan setelah atau sebelum kata-kata diucapkan.
b) Timing dapat memberikan penekanan, seperti jika gerakan berhubungan dengan kata yang diucapkan, maka akan memberikan penekanan pada kata yang diucapkan. Jika gerakan dilakukan bersamaan dengan katakata, maka penekanan akan tampak pada emosi pemain.
Sumber :
https://tragedisosialdansejarah.blogspot.com/2018/03/pergelaran-teater-tradisional-dan.html, diakses tanggal 12 April 2021
https://tragedisosialdansejarah.blogspot.com/2018/03/pergelaran-teater-tradisional-dan.html, diakses tanggal 12 April 2021
0 Comments:
Post a Comment